Betavolt Baterai Nuklir Revolusioner Buatan China, Seperti Apa Teknologinya? Hoax atau Fakta?
Summary
TLDRChina's Betofol claims to have developed a long-lasting nuclear diamond battery using nickel-63 isotopes that can provide power independently for 50 years. The battery's modular design allows various sizes and capacities. However, current prototypes only store 100 MW, far below the Watts needed to power small LED lights. While nuclear batteries last much longer than chemical ones, commercialization faces hurdles like scarce nickel-63 and complex manufacturing. Rivals have researched similar tech but major advances are likely years away. Nuclear batteries may one day power devices but overcoming limitations remains challenging.
Takeaways
- 😀 Betofol, a Chinese company, has developed a nuclear battery using nickel-63 that can power devices for 50 years.
- 😲 The battery has 100MW capacity currently, not enough to power a small LED light.
- 🤔 Nuclear batteries convert radioactive decay into electricity using semiconductors.
- 😮 Modular design allows batteries of different sizes and capacity to be produced.
- 🧐 Nuclear batteries have 10x the energy density of lithium ion batteries.
- 👍🏻 Nickel-63 has a 100 year half-life so power output is constant for very long periods.
- 🌡️ Can operate from -120 to +60 Celsius temperatures.
- 😀 No recycling needed, nickel-63 decays to safe copper over 100 years.
- ⏳ First nuclear battery made in 1913 by Henry Moseley using radium.
- 😕 Major challenges are mass producing complex diamond converter layers.
Q & A
When did Betofol claim to have developed the nuclear diamond battery technology?
-In 2021, the Chinese company Betofol claimed to have developed a nuclear diamond battery that can provide power independently for 50 years without maintenance.
How does the Betofol nuclear battery work?
-The Betofol nuclear battery converts the energy released by the decay of nickel-63 radioactive isotopes into electricity using diamond-based semiconductor converters.
What are the key components of the Betofol nuclear battery?
-The key components are nickel-63 as the radioactive source, unique 10-micron thick single crystal diamond semiconductors as the energy converters, and modular battery units that can be connected in series or parallel.
How much power can the current Betofol prototype generate?
-The current Betofol prototype can store 100 MW of electricity, which is still not enough to power small devices like an LED light that needs 1 watt of power.
How does the Betofol nuclear battery compare to conventional electrochemical batteries?
-The nuclear battery has over 10 times higher energy density and can provide stable power for 50 years. It does not need expensive recycling unlike chemical batteries.
When did research first start on nuclear batteries powered by beta decay?
-The first radioactive decay-powered electric generator was built in 1913 by Henry Moseley. Practical beta-voltaic batteries were first proposed in 1953 by Paul Rappaport.
What are the key technological challenges faced in developing the nuclear battery?
-The key challenges are large-scale manufacturing of the complex diamond converter cells and enriching sufficient quantities of the nickel-63 radioactive source.
How long will it take for the Betofol nuclear battery to be commercially viable?
-Experts estimate it may take decades of further research and development before the batteries can be used in consumer devices like flashlights and smartphones.
Are there any risks of radioactive contamination from the nuclear battery?
-Betofol claims the batteries are completely safe with no external radiation emission. The nickel-63 decays to harmless copper over 100 years.
What are some ways the power output of the nuclear battery can be improved further?
-Enriching the nickel-63 source, optimizing the diamond PIN structure, and increasing the converter surface area can further boost the battery's power capacity.
Outlines
😀 Pengembangan baterai nuklir betavoltaik oleh perusahaan Tiongkok Betofol
Paragraf pertama membahas tentang pengembangan baterai nuklir betavoltaik oleh perusahaan Tiongkok bernama Betofol. Baterai ini mengintegrasikan teknologi peluruhan isotop nikel-63 dan modul semikonduktor berlian. Baterai ini diklaim dapat menghasilkan daya mandiri selama 50 tahun. Baterai ini telah memasuki tahap uji coba dan akan segera dipasarkan. Namun saat ini baterai ini hanya mampu menyimpan daya listrik 100 MW, belum cukup untuk menyalakan lampu LED kecil.
😀 Sejarah pengembangan baterai nuklir betavoltaik
Paragraf kedua membahas tentang sejarah pengembangan baterai nuklir betavoltaik. Dimulai dari penemuan generator listrik pertama berbasis peluruhan radioaktif oleh Henry Moseley pada 1913. Kemudian pada 1953, Paul Rappaport mengusulkan penggunaan pembangkit listrik beta untuk mengubah energi peluruhan beta menjadi listrik. Baterai betavoltaik memiliki umur panjang tapi rendah dayanya. Pada 1970-an sempat digunakan untuk alat pacu jantung sebelum digantikan baterai ion-litium. Baru-baru ini telah dikembangkan cara meningkatkan kepadatan daya baterai nuklir.
😀 Kendala pengembangan dan komersialisasi baterai nuklir
Paragraf ketiga membahas tentang kendala dalam pengembangan dan komersialisasi baterai nuklir betavoltaik. Kendalanya antara lain sulit memproduksi massal sel konverter berlian yang sangat tipis dan kompleks. Juga kurangnya fasilitas produksi isotop nikel-63. Walaupun berpotensi, baterai nuklir bukan terobosan baru karena banyak negara sudah meneliti. Dibutuhkan puluhan tahun agar baterai ini bisa digunakan untuk perangkat seperti senter dan ponsel.
Mindmap
Keywords
💡baterai nuklir
💡isotop radioaktif
💡nikel-63
💡semikonduktor berlian
💡modul
💡waktu paruh
💡self-discharge
💡baterai termoelektrik
💡efisiensi
💡komersialisasi
Highlights
Proposes a new deep learning model called TransCoder for code translation
TransCoder achieves state-of-the-art performance on multiple datasets
Code translation is useful for migration, reuse, and maintenance
Previous models don't sufficiently capture syntax and semantics
TransCoder uses an encoder-decoder architecture with attention
The encoder uses a transformer to capture long-range dependencies
The decoder generates abstract syntax trees to ensure valid code
Achieves over 20% improvement in BLEU score compared to prior work
Qualitative analysis shows TransCoder code is more robust and accurate
Limitations include challenges with very long input sequences
Future work could explore constrained decoding and recombining snippets
The code and data are publicly available for research
This work enables new applications like automated code generation
It advances the state of the art in code translation with deep learning
The novel model architecture is generalizable to other domains
Transcripts
kawan-kawan betofol new energy
technologi yang berbasis di Tiongkok
telah berhasil mengembangkan baterai
energi nuklir atau baterai R isotop yang
mengintegrasikan teknologi peluruan
isotop nuklir nikel 63 dan modul
semikonduktor berlian ini diklaim
pertama kalinya di Tiongkok betafol
mengatakan baterai energi atom akan
stabil dan menghasilkan daya Mandiri
selama 50 tahun tanpa perawatan baterai
telah memasuki Tabuk jcoba dan akan
segera dipasarkan untuk si Bil Apakah
ini akan menjadi keajaiban penyimpanan
energi di masa depan tunggu dulu bet vol
saat ini hanya mampu menyimpan daya
listrik sebesar 100 MW artinya baterai
bet volt belum mampu untuk menyalakan
lampu LED seperti ini yang membutuhkan
daya 3 volt dan arus listrik sebesar 300
Ma yang ckat di total sebesar 1 watt
sehingga dibutuhkan 10 baterai bet volt
untuk bisa menyalakan lampu LED sekecil
ini sebagai sebuah turunan teknologi
nuklir bet vololtaik sebenarnya sudah
lama diteliti sebelum China pada tahun
2016 peneliti Rusia dari mis
mempresentasikan Prototype baterai
betovoltaik yang berbasis nikel 63 Korea
Selatan bagan sudah melaporkan Hasil
pengujian resmi baterai Ped voltaik pada
tahun 2019 dan pada tahun
2021 perusahaan Cina mengklaim baterai
energi atom bet vol dapat memenuhi
kebutuhan pasukan listrik dalam aplikasi
seperti dirgan
peralatan Ai perangkat medis sistem mens
sensor canggih Drone kecil dan juga
robot mikro baterai nuklir mengubah
energi yang dilepaskan oleh peluruan
isotop nuklir menjadi energi listrik
melalui konverter semikonduktor ini
merupakan bidang yang menjadi fokus
Amerika Serikat dan Uni Soviet pada
tahun
1960-an Pada saat ini yang ada hanya
baterai nuklir termoelektrik yang
digunakan di luar angkasa baterai jenis
ini memiliki volume dan berat yang besar
suu internal yang tinggi mahal dan tidak
dapat digunakan untuk aplikasi sibil
baru-baru ini miniaturisasi modularisasi
dan peradaban baterai nuklir telah
dilakukan oleh para peneliti Amerika
Serikat dan juga Eropa apalagi visi
Tiongkok untuk tahun 2035 juga
mengetepankan tren perkembangan
peradaban teknologi nuklir dan
pengembangan isotop nuklir yang bersifat
multiguna baterai nuklir beta volt
menghasilkan arus melalui transisi
semikonduktor partikel beta atau
elektron yang dipancarkan oleh sumber
radioaktif nikel 63 untuk melakukan hal
ini tim ilmuan betaf mengembangkan
semikonduktor berlian kristal tunggal
yang unik dengan ketebalan hanya 10
mikron semikonduktor berlian termasuk
dalam kelas semikonduktor Ultra wide
band atau uwbg kekuatan kerusakan
dielektriknya setidaknya tiga kali lebih
tinggi dibandingkan dengan perangkat
baterai sic
dan juga menawarkan konduktivitas termal
yang sangat unggul cara kerjanya
lembaran nikel 63 setebal 2 mikron
ditempatkan di antara dua konverter
semikonduktor berlian untuk mengubah
energi peluruhan sumber radioaktif
menjadi arus listrik dan membentuk unit
terpisah baterai nuklir bersifat modular
dapat terdiri dari lusinan atau ratusan
modul unit independen dan dapat
digunakan secara seri dan paralel
sehingga produk baterai dengan berbagai
ukuran dan kapasitas dapat diproduksi
massal yang perlu kita ketahui baterai
nuklir bukanlah baterai elektrokimia
kepadatan energinya lebih dari 10 kali
lipat dari baterai litium turner dengan
daya yang dapat dihasilkan sendiri
selama 50 tahun tidak ada konsep jumlah
siklus seperti halnya pada baterai
elektrokimia pembangkit listrik baterai
nuklir stabil dan tidak akan berubah
karena lingkungan atau beban yang keras
karena baterai energi nuklir dapat
bekerja secara normal pada Suhut di atas
Rat 120 derajat Celcius dan juga 60
derajat Celcius yang tidak ada self
discharge betavel mengatakan bahwa
perangkat baterainya aman dan tidak
memancarkan radiasi eksternal sehingga
sangat teramah lingkungan isotop Nigel
63 terurai menjadi tembaga dengan waktu
paruh sekitar 100 tahun setelah
pembusukan tidak akan menimbulkan
ancaman apapun terhadap lingkungan oleh
karena itu tidak seperti Baterai kimia
yang ada baterai nuklir tidak memerlukan
proses Dauh ulang yang mahal betafall
telah mendaftarkan paten di Beijing dan
akan mulai mendaftarkan paten BCD Global
betafall juga telah berkomunikasi dengan
lembaga penelitian dan Universitas
nuklir profesional di Tiongkok dan
berencana untuk terus mempelajari
penggunaan stronim 90 platium 147 dan
deutorium serta isotop lain untuk
mengembangkan baterai energi atom dengan
daya yang jauh lebih tinggi dan masa
pakai 2 hingga 30 tahun bagaimana
sejarah perjalanan baterai nuklir ini
pada Tun tahun 1913 Henry mosley
menemukan generator listrik pertama yang
berdasarkan pada peluruan radioaktif
baterai nuklirnya terdiri dari bola kaca
berwarna perak di bagian dalam dengan
pemanca radium yang dipasang di tengah
pada elektroda terisolasi elektron yang
dihasilkan dari peluruan Beta radium
menyebabkan perbedaan potensial antara
lapisan perak dan elektroda pusat namun
tegangan Idol berangkat terlalu tinggi
puluhan kilovolt dan arusnya terlalu
rendah untuk aplikasi praktis Pada tahun
1953 Paul rapaport mengusulkan
penggunaan banen konduktor untuk
mengubah energi peluruan beta menjadi
listrik baterai yang ditenagai oleh
peluruan beta kemudian dikenal sebagai
bet voltaik Keuntungan utama sel
betavoltaik dibandingkan dengan sel
galvanik adalah umur panjangnya isotop
radioaktif yang digunakan dalam baterai
nuklir memiliki waktu paru berkisar
antara puluhan hingga R rusan tahun
sehingga keluaran dayanya hampir konstan
untuk waktu yang sangat lama sayangnya
kepadatan daya sel bet vololtaik jauh
lebih rendah dibandingkan dengan sel
galvanik Meskipun demikian bet vololta
digunakan pada tahun
1970-an untuk memberi daya pada alat
panu jantung sebelum digantikan oleh
baterai litium ion yang jauh lebih murah
meskipun baterai litium ion memiliki
masa pakai yang lebih pendek sumber daya
voltaik tidak sama dengan generator
termoelektrik radioisotop atau RTG yang
juga disebut sebagai baterai nuklir
karena beroperasi dengan prinsip yang
sangat berbeda sel termoelektrik
mengubah panas yang dilepaskan oleh
peluruan radioaktif menjadi listrik
menggunakan termokopel efisiensi RTG
hanya beberapa persen dan bergandung
pada suhu Namun karena umurnya yang
panjang dan desain yang relatif
sederhana sumber tenaga termoelektrik
banyak di digunakan untuk menggerakkan
pesawat luar angkasa seperti Wahana new
Horizon dan penjajah Mars koreestti RTG
sebelumnya digunakan pada fasilitas
jarak jauh seperti Mercu suar dan
Stasiun cuaca tetapi praktik ini
ditinggalkan karena bahan bakar
radioaktif sulit didaur ulang dan bocor
ke lingkungan kemudian sebuah tim
peneliti yang dipimpin oleh vladumir
bank direktur tynsc dan ketua fisika
struktur Nano menemukan cara untuk
meningkatkan kepadatan daya baterai
nuklir hampir 10 kali lipat para
Fisikawan mengembangkan dan memproduksi
baterai bet vololtaik menggunakan nikel
63 sebagai sumber radiasi dan dioda
berlian berbasis pengalangan skoci untuk
konversi energi baterai Prototype
mencapai daya keluaran sekitar 1 mikr
sedangkan kepadatan daya per cm³ sekitar
10 mikw yang sangat cukup untuk
digunakan pada alat Bacu jantung modern
nikel 63 memiliki waktu paru 100 tahun
sehingga baterainya memiliki daya
sekitar 3,3 mw/j per 1 gram 10 kali
lebih banyak dibandingkan dengan sel
elektrokimia tantangan utama baterai bet
volt adalah pembuatan sel konversi
berlian dalam jumlah besar dengan
struktur internal yang sangat kompleks
setiap converter hanya setebal puluhan
mikrometer teknik penipisan berlian
secara mekanis dan ionik konvensional
tidak cocok untuk tugas ini para
peneliti Rusia mengembangkan teknologi
unik untuk mensin plat berlian tipis
pada substrat berlian dan memisahkannya
untuk memproduksi cononverter Ultra
tipis secara massal tim menggunakan 20
plat kristal berlian tebal yang didobing
boron sebagai substrat mereka ditanam
menggunakan teknik gradian suhu di bawah
tekanan tinggi kemunduran utama pada
komersialisasi baterai nuklir di Rusia
adalah kurangnya fasilitas produksi dan
pengayahan nikel 63 tetapi ada rencana
untuk meluncurkan produksi nikel 63 pada
skala industri pada pertengahan tahun
2020-an ada radioisotop alternatif yang
bisa digunakan dalam baterai nuklir
converter Diamond dapat dibuat
menggunakan radioaktif carbon 14 yang
memiliki waktu paru sangat panjang yaitu
5.700 tahun pengerjaan generator semacam
itu sebelumnya dilaporkan oleh Fisikawan
dari Universitas bristol para peneliti
ini Berencana untuk melanjutkan
pekerjaan mereka pada baterai nuklir
mereka telah identifikasi berbagai jalur
perbaikan yang harus dilakukan pertama
memperkaya sumber radiasi nikel 63 akan
meningkatkan daya baterai secara
proporsional yang kedua mengembangkan
struktur PIN berlian dengan profil
doping terkontrol akan meningkatkan
tegangan dan oleh karena itu dapat
meningkatkan keluaran daya baterai
setidaknya tiga kali lepat yang ketiga
peningkatan luas permukaan converter
akan meningkatkan jumlah atom nikel 63
pada setiap converter baterai bet
voltaik memang sangat menjanjikan tetapi
ini bukanlah sebuah terobosan yang baru
karena sudah banyak negara yang
memperoleh hasil penelitian yang mirip
tetapi ada beberapa kendala yang mungkin
butuh solusi puluhan tahun agar baterai
ini bisa digunakan untuk menyalakan
senter dan juga smartphone
Oke kawan-kawan demikian terima
kasih
関連動画をさらに表示
BIG ACHIEVEMENT! Indian Scientist Invents Technology to Charge Phone in 1 Minute
#723 Bóc Phốt Pin Hạt Nhân 50 Năm Của Trung Quốc!
Günstiger Super-Kondensator aus München übertrifft alle Akkus!
Is Nuclear Energy Green?
BIG CHANGE: Toyota’s Solid State Battery UPDATE
Capacitors Explained - The basics how capacitors work working principle
5.0 / 5 (0 votes)